Monday 16 January 2012

Segelas Kopi


     Entah kenapa pagi tadi aku sangat ingin menenggak segelas kopi setelah bangun tidur dan melakukan sedikit aktivitas membereskan tempat tidur dan kamar yang carut marut gara-gara mencari selembar bukti kuwitansi hasil manipulasi dua hari kemarin. Akhirnya kulangkahkan kakiku menuju dapur untuk meracik kopi hitam sementara anggota keluargaku yang lain sedang sibuk untuk bersiap melakukan aktivitas pekerjaan mereka sehari'hari. Bau Harum sudah tercium di hidung mancungku saat kuseduhkan air panas dari teremos merah itu yang lebih mirip dengan tabung anti kebakaran yang biasa tergantung di dinding-dinding perusahaan. .AHHhhh, secangkir kopi hitam terhidang sudah dan hasratku pagi ini terpenuhi sudah. Memang hasrat yang terdengar bodoh, namun hasratku harus aku penuhi.
      Bersandar pada sebuah kursi yang usianya terhitung tua, lebih dari separuh umurku. aku merasa seperti anak penderita "autis" yang asik sendiri. tidak peduli gunjang-ganjing di televisi tentang maraknya demontrasi kenaikan BBM, Banjir, Kisruh DPR maupun isu politik yang selalu tersaji dari pagi hingga malam di salah satu stasiun tv  sampai kepada artis yang baru baru ini heboh dengan celana dalamnya. Welehh,,ak aku  jadi terkesan seperti pengamat TV saja.
      Dalam duduk ku, aku teringat tadi malam kau tanyakan kepadaku melalui bbm, bagaimana type cewe yang sebenarnya di sukai cowo si? dgn lagak spontan langsung saja ak bales "cewe kaya kamu yang ak sukai"....arghhhhhhhhhhh....sial dia cuma bls "hadeeeh plus preeet plus tepok jidat segala.....ak mulai bales lagi tapi cuma di read saja sama dia tanpa ada nada bunyi di bbm ku.
       Aaahh sudah lah, tidak penting lagi. hmmm aku bergumam sendiri, sambil terus menenggak kopi, kenapa ya hari hariku kian datar dan monoton saja....sebenarnya banyak sekali jawaban yang ada dibenaku tapi ketakutan akan kenyataaan membawaku kembali di kehidupan statis ini. Aku yakin bahwa dari segala raja keburukan sekalipun kita bisa mengambil sesuatu yang sangat baik, dengan bahasa yang lebih bijaksananya "kita bisa mengambil hikmah"... ahhh ak jadi sok tauuuuuuu!!!!.
Entahlah aku aneh atau apalah!!
Sering kali aku membuall tentang hatiku yang setegar karang, sama halnya dengan aku membual tentang kesabaran.  Lagi lagi muncul pertanyaan aneh dibenaku.Jika aku terus jujur apakah ada jaminan aku tidak akan hancur?
        Kutenggak perlahan Kopi di gelasku dan kini mulai terlihat surut. Kukarantina sejenak lamunanku dan segala pertanyaan aneh serta jawaban yang membayangi benak yang penuh sesak ini. Ingin kumulai hari ini dengan semangat seperti mentari yang memberikan kehidupan kepada semesta raya. Kutenggak tidaak sampai tetes terakhir kopi hitamku karena sudah terasa semakin pahit dan aku tidak ingin mengalami kepahitan mendalam dalam menjalani hidup. Itu alasan saya  mengapa selalu menyisahkan sepertiga kopi digelas. 

  " Terkadang Hidup ini seperti minuman kopi .....Perpaduan antara manis dan pahit didalamnya namun bisa menjadi sesuatu yang sangat nikmat. Sebaliknya bisa menjadi sangat pahit jika kita tidak meramunya dengan benar seperti ketika kita salah melangkah dalam hidup."

      Hanya secangkir ekspresi yang mampu tertuang disini, seiring denting-densemanting yang mengalun dari hasil racikan kopi pagi. Datar saja, tidak ada yang luar biasa dari ekspresi yang terpancar, senyum yang tidak manis dan kadang harus dipaksa, bukan tidak ikhlas namun begitulah adanya.

1 comment:

  1. Tetap tegar kawan....
    Hidup tak hanya seperti kopi...
    Ada asam, asin dan gurih...

    ReplyDelete